PARTISIPASI INDONESIA PADA THEMATIC SESSION SIDANG KOMITE TBT WTO

Sidang reguler komite TBT WTO kembali dilaksanakan pada tanggal 5 – 7 Maret 2019 di Jenewa, Swiss. Sidang kali ini dipimpin oleh Mr. Jose Manuel Campos dari Chile. Sesuai dengan rekomendasi Eight Triennial Review, sidang kali ini akan diawali dengan sesi informal yaitu thematic session, dimana anggota WTO akan memberikan pengalaman mengenai penerapan Good Regulatory Practices (GRP) dan Conformity Assessment Procedures (CAP).
Indonesia turut menyampaikan pengalaman mengenai penerapan GRP. Dr. Zakiyah, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian (BSN) dalam presentasinya menyampaikan bahwa Indonesia sangat concern untuk menerapkan Persetujuan tentang Hambatan Teknis dalam perdagangan (Agreement on Technical Barrier to Trade) secara efektif. Suatu Agreement yang mengakui pentingnya kontribusi yang dapat diberikan oleh standar dan sistem penilaian kesesuaian dalam efisiensi produksi dan melancarkan pelaksanaan perdagangan internasional.
BSN yang ditunjuk sebagai Nofication Body and Enquiry Point perlu memperkuat koordinasi internal dan keterlibatan stakeholder baik dengan kementerian/lembaga non kementerian, asosiasi terkait dengan perdagangan maupun asosasi lembaga penilaian kesesuaian. Oleh karena itu pada tahun 2017, Indonesia telah membetuk Komite Nasional (Komnas) Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan (HTP) dan kenggotaan komnas melalui Peraturan Kepala BSN. Komnas berfungsi untuk mendukung pelaksanaan prinsip transparansi di Perjanjian TBT WTO serta menyusun posisi Indonesia dalam merespon pertanyaan dan tanggapan anggota WTO. Komnas HTP juga melakukan koordinasi lintas sektor dalam penyediaan data ilmiah, pelaksanaan Regulatory Impact Asssessment terhadap regulasi, dan memberikan masukan serta pertimbangan terhadap kasus sengketa yang dihadapi Indonesia. Dalam pelaksanaannya Komnas ini didukung oleh 13 Kelompok kerja spesifik untuk memperkuat dukungan data sesuai sektor. Dalam hal tertentu Komnas HTP juga didukung oleh para akademisi/riset untuk memperkuat pertimbangan ilmiah. Zakiyah juga menyampaikan strategic objecive Komnas HTP 2019-2024 yaitu meningkatkan daya saing produk Indonesia untuk ekspor melalui fasilitasi penyelesaian hambatan teknis dalam perdangana, Penguatan poisisi Indonesia dalam penetapan regulasi teknis yang berdasarkan GRP, dan identifikasi serta analisa kebijakan perdagangan negara anggota WTO dalam rangka meningkatkan akses pasar. Tentu saja penguatan koordinasi antara kementerian/lembaga dan institusi terkait masih terus diperlukan, juga keberadaan Komnas HTP tidak terbatas untuk melayani isu-isu terkait TBT-WTO, tetapi juga untuk mendukung negosiasi perdagangan Indonesia.